BOJ menetapkan kenaikan suku bunga 25 basis poin (bp) pada pertemuan 19 Desember, dengan Gubernur Kazuo Ueda menyajikan nada yang seimbang. Ia menilai bahwa risiko inflasi saat ini relatif moderat meski tekanan upah diperkirakan meningkat akibat kekurangan tenaga kerja.
Pasar memperhatikan kurva swap yang mencerminkan peluang sekitar 90% untuk kenaikan suku bunga menjadi 0,75% pada bulan Desember, menunjukkan jalur kebijakan yang lebih ketat di depan.
Kebijakan moneter yang lebih ketat dipadukan paket stimulus fiskal terbaru pemerintah Jepang dinilai positif bagi Yen, meskipun perbedaan imbal hasil 2-tahun AS-Jepang menjaga dinamika pasar mata uang. Analis memperkirakan USD/JPY bisa melemah menuju sekitar 140,00 sejalan dengan langkah tersebut.
Dalam konteks ini, perbedaan imbal hasil antara obligasi AS dan Jepang menjadi driver utama pergerakan USD/JPY. Ketika yield AS naik relatif terhadap Jepang, pasangan mata uang ini cenderung melebar; sebaliknya, tekanan terhadap yen bisa memicu pelemahan USD terhadap JPY jika imbal hasil Jepang menarik inflow investasi.
Sinyal swap menambah kepastian aliran kebijakan, dengan dampaknya terhadap ekspektasi pasar untuk pengetatan lebih lanjut. Pembuat pasar menilai volatilitas tetap tinggi selama transisi kebijakan dan kebijakan fiskal Jepang berjalan seiring.
Analisis teknikal jangka pendek juga mendukung potensi pergeseran menuju 140 sebagai level penentu, meski dinamika risiko global dan perubahan imbal hasil global tetap menjadi faktor utama.
Gubernur Ueda menekankan bahwa tekanan upah ke depan kemungkinan meningkat meski inflasi secara keseluruhan terkendali untuk saat ini, karena kekurangan tenaga kerja berlanjut. Hal ini menambah tekanan pada kebijakan jangka menengah dan menjaga yen relevan sebagai alat penyeimbang fiskal.
Tekanan upah berpotensi mempertahankan risiko inflasi ke arah yang lebih tinggi jika tidak diimbangi oleh produktivitas dan kebijakan yang tepat. Sementara itu, prospek pemulihan ekonomi Jepang tetap bergantung pada respons fiskal dan dinamika pasar tenaga kerja.
Dalam jangka menengah, yen memiliki peluang menguat terhadap USD jika perbedaan imbal hasil berlanjut dan kebijakan Jepang memantapkan pemulihan, meski risiko eksternal seperti suku bunga acuan AS dan dinamika ekonomi global tetap perlu dipantau.