Pasar valuta asing menampilkan nada hati-hati karena Dolar AS berjuang menemukan permintaan setelah mengalami kerugian signifikan terhadap mata uang utama pada hari Senin. Investor menimbang risiko terkait laporan ekonomi yang akan datang dan potensi dampaknya terhadap kebijakan moneter. Ketidakpastian ini menekan likuiditas di berbagai instrumen utama menjelang liburan Natal.
Pelaku pasar menantikan rilis Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal ketiga sebagai tolok ukur kesehatan ekonomi. Selain itu, kalender ekonomi menampilkan Pesanan Barang Tahan Lama Oktober, Produksi Industri November, dan Indikator Keyakinan Konsumen Desember, yang semuanya berpotensi menggerakkan arah dolar. Kehadiran data ini menambah volatilitas pada pergerakan kurs menjelang akhir tahun.
Dalam konteks risiko global, aliran modal cenderung sensitif terhadap perubahan angka-angka ekonomi dan dinamika fiskal domestik. Namun, pergerakan dolar juga dipengaruhi sentimen risiko dan ekspektasi kebijakan bank sentral utama. Secara keseluruhan, pasar mengantisipasi lonjakan likuiditas yang mungkin terjadi setelah publikasi data kuartalan AS.
Ketegangan geopolitik yang meningkat memicu permintaan terhadap aset safe-haven, terutama emas. Berita tentang laporan rencana serangan Iran yang diberitakan belakangan telah memicu reaksi pasar dan meningkatkan volatilitas di pasar logam mulia. Para pelaku pasar menilai bahwa risiko geopolitik jangka pendek berpotensi memperpanjang tren kenaikan harga emas.
XAUUSD menunjukkan momentum bullish yang berkelanjutan; pada hari Senin harga naik lebih dari 2% sebelum melanjutkan kenaikan menuju rekor tertinggi sedikit di bawah $4.500 pada perdagangan sesi Asia hari Selasa. Analis teknikal mencatat konsolidasi near level tersebut dan menyimak tanda-tanda pembalikan lain di grafik intraday. Selain itu, melemahnya indeks dolar AS memberi dukungan tambahan bagi emas sebagai aset lindung nilai.
Pada saat laporan ini ditulis, emas diperdagangkan sekitar $4.470, naik sekitar 0,7% hari itu. Perak naik hampir 3% pada hari Senin dan menyentuh level tertinggi sepanjang masa mendekati $70 pada awal sesi hari Selasa. XAG/USD melonjak sekitar 23% sejak awal Desember, mencerminkan paduan permintaan terhadap logam mulia dan logam industri.
Di pasar valas utama, EUR/USD berbalik menguat terhadap USD yang sebelumnya melemah dan menghentikan tren turun empat hari pada Senin. Pasangan ini tetap berada dalam fase konsolidasi di atas level 1,1750 pada pagi Eropa hari Selasa, menunjukkan keseimbangan antara sentimen risiko dan ekspektasi kebijakan moneter. Analisis lebih lanjut akan menilai bagaimana data AS nantinya mempengaruhi arah pasangan ini.
GBP/USD melanjutkan reli pada awal hari Selasa, naik lebih dari 0,6% dan menyentuh level tertinggi sejak awal Oktober dekat 1,3500. Pasangan ini terakhir terlihat diperdagangkan di sekitar 1,3480, sehingga berada di jalur kenaikan harian meskipun volatilitas masih tinggi. Faktor-faktor ekonomi domestik Inggris serta faktor teknikal membantu menjaga tren rebound meski terdapat risiko eksternal.
USD/JPY tetap berada di bawah tekanan bearish dan turun menuju 156,00 pada pagi Eropa hari Selasa. Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyatakan tingkat utang nasional masih tinggi, menambah argumen untuk pengurangan jumlah penerbitan obligasi baru pada anggaran fiskal 2026. Dari sisi teknikal, indikator jangka pendek menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut jika level support kunci teruji, sehingga risiko downside bagi Yen tetap ada.