Raphael Bostic menegaskan bahwa pertumbuhan PDB AS tetap solid dan diperkirakan akan berlanjut hingga 2026. Pendorong utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga yang kokoh serta investasi bisnis yang mulai pulih. Pernyataan ini memperkuat narasi bahwa ekspansi ekonomi tidak hanya bergantung pada satu faktor permintaan, melainkan pada fondasi yang lebih luas.
Di hadapan peserta diskusi di Kamar Dagang Gwinnett County, Georgia, ia menegaskan bahwa ekonomi yang lebih kuat diharapkan dapat meredam tekanan di pasar kerja. Namun ia menekankan bahwa perubahan struktural pada pekerjaan tidak bisa dicapai hanya melalui kebijakan moneter semata. Dalam konteks ini, fokus utama kebijakan Fed tetap pada inflasi meskipun ekonomi sedang menguat.
Di samping itu, ia menegaskan bahwa meski keputusan kebijakan bersifat sulit, inflasi dianggap lebih mengkhawatirkan daripada kondisi pekerjaan saat ini. Penekanan pada inflasi terlihat jelas sebagai inti dari pendekatan kebijakan. Sinyal hawkish-nya mengarah pada kemungkinan kebijakan suku bunga yang lebih ketat untuk menjaga stabilitas harga.
Reaksi pasar terhadap komentar tersebut cenderung netral dengan nada hawkish ringan, sebagaimana skor net FXStreet Fed Speech Tracker sebesar 5,6. Indeks Dolar AS (DXY) sedikit berubah dan bertahan di sekitar level 98,3. Pergerakan tersebut menunjukkan bahwa pasar tidak mengubah ekspektasi utama, meskipun fokus pada inflasi tetap kuat.
Kebijakan Fed tidak secara langsung mengubah dinamika pekerjaan secara struktural, sehingga dampaknya terhadap lapangan kerja bersifat tidak langsung. Ini menandakan bahwa kebijakan moneter lebih berfokus pada menjaga inflasi agar tetap terkendali daripada menata perubahan jangka panjang pada pekerjaan. Pelaku pasar menilai risiko inflasi sebagai faktor utama yang menentukan arah dolar ke depan.
Hubungan antara kebijakan dan inflasi menegaskan bahwa inflasi tetap menjadi komponen utama analisis risiko. Pasar menanti data-data inflasi dan petunjuk kebijakan yang lebih jelas menjelang 2026. Ketidakpastian seputar inflasi membuat volatilitas dolar tetap ada meski responsnya tidak dramatis pada hari itu.
Klarifikasi dari Bostic menegaskan bahwa meski pertumbuhan PDB kuat, penanganan inflasi membutuhkan fokus pada stabilitas harga lebih dari sekadar peningkatan pekerjaan. Ekonomi yang lebih dingin di beberapa sisi menuntut kehati-hatian dalam setiap langkah kebijakan. Dalam konteks ini, inflasi menjadi penggerak utama keputusan moneter.
Investor dan trader akan memantau indikator inflasi inti, sinyal dari upaya Fed untuk menahan tekanan harga, serta gambaran kebijakan hingga 2026. Poin-poin tersebut akan membentuk ekspektasi suku bunga dan likuiditas pasar. Gambaran risiko inflasi yang lebih tinggi tetap menjadi faktor penentu arah pasar.
Dengan DXY berada di sekitar 98,3, respons pasar terhadap data selanjutnya berpotensi memicu volatilitas pada instrumen berdenominasi dolar. Kondisi ini menjanjikan peluang bagi pelaku pasar untuk menilai ulang portofolio mereka. Secara keseluruhan, dinamika ini menyoroti pentingnya pemantauan rilis data inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih luas.