Rabu lalu dolar AS menunjukkan permintaan jangka pendek didorong oleh kinerja Wall Street yang lemah dan komentar hawkish dari Gubernur The Fed, Christopher Waller. Ia menegaskan bahwa The Fed tidak berniat menurunkan suku bunga terlalu cepat, sehingga menjaga sikap kehati-hatian terhadap pelonggaran kebijakan. Menurutnya, pasar tenaga kerja terlihat melemah dan pertumbuhan payrolls saat ini tidak memberikan sinyal kuat soal arah kebijakan. Meski demikian, Waller menekankan bahwa inflasi tetap terjaga dan bukan fokus utama saat ini.
Indeks Dolar AS, atau DXY, mundur dari puncak mingguan di sekitar 98,60 dan memperlihatkan pergerakan beragam di berbagai pasangan mata uang. Secara keseluruhan, arah dolar cenderung melemah meskipun beberapa pasangan tetap dipicu oleh data dan pernyataan bank sentral. Pasar mencoba mencerna keseimbangan antara harapan pelonggaran dan risiko inflasi yang tetap perlu diawasi.
GBP/USD dan EUR/USD menunjukkan dinamika berbeda. GBP/USD tergelincir setelah perilisan data Inggris, sedangkan EUR/USD bertahan di atas level 1,1700 dan berada di sekitar 1,1750 menjelang rilis kebijakan ECB. Sementara itu pasar menantikan keputusan BoE yang diperkirakan memotong suku bunga 25 basis poin menjadi 3,75%, sedangkan investor fokus pada proyeksi ekonomi baru ECB yang akan dipublikasikan.
Sikap inflasi di Zona Euro terlihat melunak dengan November turun menjadi 2,1% YoY dari estimasi awal 2,2%. Angka ini mendukung narasi bahwa ECB berada pada posisi yang tepat untuk menjaga kebijakan saat ini sambil menilai pandangan pertumbuhan dua tahun ke depan.
Selain itu, banyak pelaku pasar menantikan keluaran kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat yang dijadwalkan; fokus utama adalah proyeksi ekonomi baru yang akan membentuk jalur suku bunga di masa mendatang. Data tersebut akan menjadi kunci untuk menentukan arah EUR/USD dan pasangan utama lainnya.
Pada sisi AS, pasar mempersiapkan rilis Indeks Harga Konsumen November yang diperkirakan naik 3,1% YoY secara tahunan, menghadirkan sentimen sensitif terhadap keputusan The Fed di masa depan. Perkembangan ini meningkatkan volatilitas di pasar mata uang dan menambah perdebatan mengenai sikap kebijakan moneter global.
Mata uang terkait komoditas seperti AUD dan CAD menghadapi tekanan terhadap USD, sementara Yen Jepang melemah dan CHF menunjukkan kenaikan moderat. Hal ini mencerminkan pergeseran likuiditas dan preferensi risiko di tengah narasi yang berubah-ubah mengenai dinamika inflasi dan suku bunga.
Emas mempertahankan bias positif meskipun belum mampu memperpanjang reli mingguan. Pelaku pasar menatap data inflasi dan kebijakan moneter sebagai pendorong utama arah logam mulia tersebut dalam beberapa hari ke depan.
XAU/USD saat ini diperdagangkan di atas level 4.330, menandakan adanya tekanan positif bagi logam kuning seiring dolar melemah secara relatif dan ekspektasi inflasi yang menengah meningkat. Jika tren ini berlanjut, peluang untuk mencapai level resistance lebih tinggi tetap terbuka.