GBP/USD kembali menguat setelah beroperasi di sekitar level support kunci 1.3500. Para pelaku pasar memperhatikan pembentukan dasar harga meski likuiditas cenderung rendah karena suasana liburan akhir tahun. Indikator teknikal seperti moving average dan momentum menunjukkan momentum yang berpotensi mengarah pada pergerakan rebound jika harga mampu mempertahankan level tersebut.
Pergerakan harga cenderung sideways dengan bias bullish terbatas, mengingat volume transaksi masih rendah. Selain itu, dinamika pasar Eropa dan rilis data Inggris menjadi faktor pendukung yang relatif tipis di minggu ini. Namun, posisi GBPUSD di atas 1.3500 memberi konotasi positif bagi penopang tren jangka pendek.
Secara teknikal, skema harga menyiratkan peluang utuh bagi harga untuk bertahan di atas 1.3500 meskipun belum ada dorongan signifikan menuju arah baru. Grafik harian menunjukkan tekanan pembeli tetap ada di level tersebut, sehingga kesiapan untuk melanjutkan rebound tetap perlu dipantau. Pedagang disarankan menunggu konfirmasi penutupan mingguan sebelum mengambil langkah berikutnya.
Risalah rapat The Fed yang akan dirilis pekan ini dipandang memberikan gambaran terakhir mengenai diskusi kebijakan sepanjang 2025. Para investor menilai nada pembahasan yang cermat dan menilai potensi pergeseran kebijakan jika sinyal dovish muncul dalam pernyataan resmi. Rilis tersebut diharapkan menegaskan arah kebijakan menuju pelonggaran bertahap di beberapa kuartal mendatang.
Pasar juga menimbang ekspektasi pemangkasan suku bunga. Para pedagang memperkirakan ada peluang dua pemotongan 25 basis poin dalam dua tahun ke depan, meski jalannya bisa berbeda tergantung data ekonomi yang masuk. Ketidakpastian musim akhir tahun menambah volatilitas yang wajar meski minim volume transaksi.
Pengarahan kebijakan The Fed akan memerlukan interpretasi terhadap dampak terhadap dolar AS dan likuiditas global. Jika nada dovish terkonfirmasi, dolar AS bisa melemah, yang berpotensi menjaga GBPUSD tetap berada di atas level kunci. Walau demikian, kondisi pasar liburan menuntut kehati-hatian karena momentum bisa cepat berubah dengan rilis data atau komentar pejabat kebijakan.