Di balik pergerakan NZD/USD, dinamika kebijakan moneter Amerika menjadi faktor utama. Pasar menunggu Risalah rapat FOMC untuk petunjuk arah kebijakan dan potensi penurunan suku bunga di masa depan. Indikator ini mencerminkan ketidakpastian terkait inflasi serta keadaan pasar tenaga kerja.
Beberapa pejabat pasar mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga AS pada 2026 bisa terjadi lebih awal daripada yang diperkirakan. Berdasarkan indeks fed funds futures, peluang penurunan pada pertemuan berikutnya muncul meski tidak sepenuhnya pasti. Rilis Risalah FOMC menjadi sorotan utama sesi Asia dan pasar menilai dampaknya terhadap dolar.
NZD/USD diperdagangkan sekitar 0.5805 pada awal sesi, menunjukkan adanya moderat tekanan kenaikan. Sinyal-sinyal ini menambah gambaran bahwa dolar bisa melemah jika kebijakan AS menambah tekanan penurunan suku bunga. Selain itu, pedagang menimbang likuiditas yang tipis menjelang liburan Tahun Baru.
Analisis menunjukkan siklus pemotongan suku bunga RBNZ kemungkinan telah selesai untuk saat ini. Bank sentral NZ memang menurunkan Official Cash Rate (OCR) sebesar 25 basis poin menjadi 2.25% pada pertemuan terakhir. Peluang perubahan kebijakan di masa depan tergantung pada prospek inflasi dan momentum ekonomi.
Para analis menilai bahwa perubahan kebijakan RBNZ di masa mendatang akan sangat tergantung pada data inflasi dan aktivitas ekonomi. Sinyal dari RBNZ memberikan gambaran bahwa pelonggaran lebih lanjut tidak segera diperlukan jika ekonomi tetap sejalan dengan target.
Ketika fokus pasar tertuju pada data AS, faktor lokal Selandia Baru memberikan dukungan pada Kiwi terhadap Greenback. Namun, dinamika global dan volatilitas likuiditas bisa membatasi pergerakan dalam periode ini.
Rencana perdagangan mengarah pada posisi long NZDUSD jika harga mempertahankan level sekitar 0.5805. Target sekitar 0.5883 bisa dicapai jika stimulus kebijakan AS memberi arah positif bagi kiwi, sementara stop di 0.5768 menjaga risiko pada level terkontrol. Rasio risiko-imbalan diperkirakan lebih besar dari 1:1.5 sesuai kerangka analisis ini.
Namun, rendahnya likuiditas menjelang liburan Tahun Baru dapat meningkatkan volatilitas secara tidak terduga. Trader perlu memperhatikan rilis data AS yang berdampak besar serta jadwal Risalah FOMC minutes.
Kesimpulan: peluang naik NZDUSD tetap relevan jika data inflasi dan tenaga kerja AS mendukung prospek penurunan suku bunga, sementara RBNZ juga memberi sinyal bahwa jalur kebijakan bisa bersifat tahan lama.