Data yang dirilis oleh Office for National Statistics menunjukkan bahwa perekonomian Inggris tumbuh 0,1% pada kuartal ketiga, setelah pertumbuhan 0,2% di kuartal sebelumnya. Angka ini menandakan bahwa ekonomi tidak mengalami pelambatan signifikan meski lingkungan moneter yang ketat. Aktivitas di sektor jasa dan konstruksi memberikan kontribusi positif, meskipun produksi terus menjadi beban bagi pertumbuhan keseluruhan.
Secara tahunan, PDB Inggris naik 1,3% dan angka ini tetap berada pada laju yang relatif stabil dibanding periode sebelumnya. Perkembangan tersebut mencerminkan ketahanan ekonomi di tengah tantangan biaya hidup dan volatilitas global yang berlanjut. Meskipun momentum agak melemah, data ini menegaskan adanya fondasi yang cukup untuk prospek ekonomi Inggris ke depan.
Secara umum, PDB yang tahan banting memperkuat narasi bahwa perekonomian Inggris mampu menjaga momentum meski dinamika kebijakan moneter lebih ketat. Kontribusi sektor jasa dan konstruksi menonjol, sementara sektor industri masih menjadi hambatan ringan. Peluang bagi GBP untuk menguat relatif terbatas tanpa kejutan inflasi yang lebih besar.
Rilis terakhir mengonfirmasi bahwa BoE memang telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan arah kebijakan di masa depan sangat bergantung pada evolusi inflasi dan aktivitas ekonomi. Langkah ini mencerminkan posisi saat ini yang lebih dovish pada Bank Sentral Inggris dan menambah dinamika pada pergerakan GBP.
Pasar memproyeksikan potensi pelonggaran tambahan pada tahun 2026, meskipun pandangan Gubernur Andrew Bailey cenderung berhati-hati sehingga prospek pemotongan lebih lanjut tetap tergantung pada data inflasi. Perkiraan ini mendorong pergeseran ekspektasi kebijakan dan memacu volatilitas di pasar uang.
Menurut alat probabilitas suku bunga Capital Edge, pasar memperkirakan sekitar 37 basis poin pemotongan pada tahun depan. Gambaran kebijakan ini berpotensi menekan GBP jika jalur pelonggaran terealisasi secara lebih cepat dibandingkan dengan ekspektasi pasar.
Mata uang Yen tetap didorong oleh status safe-haven yang dihidupkan kembali oleh ketegangan geopolitik dan kekhawatiran mengenai kondisi fiskal global. Permintaan terhadap JPY meningkat saat investor mencari perlindungan terhadap volatilitas pasar dunia.
Komentar Wakil Menteri Keuangan Atsushi Mimura menambah spekulasi mengenai kemungkinan intervensi resmi untuk menstabilkan pergerakan mata uang. Sinyal tersebut membantu membatasi tekanan penurunan pada Yen dan menambah kejelasan bagi pasar akan respons kebijakan.
BoJ menaikkan suku bunganya menjadi 0,75% dan menekankan pendekatan data-bergantung untuk pengetatan lebih lanjut. Gubernur Kazuo Ueda menegaskan bahwa kebijakan akan disesuaikan dengan data terkait pertumbuhan, inflasi, dan kondisi keuangan, sementara pandangan pasar melihat peluang kenaikan terbatas hingga 2026.
Pergerakan GBP/JPY berada di sekitar 211,10 pada hari Senin, dengan kenaikan tipis 0,10% dalam sesi perdagangan yang relatif tipis karena libur publik di beberapa pusat keuangan. Kondisi likuiditas yang rendah mendukung pergerakan harga yang lebih rentan terhadap berita ringkas dan pergeseran sentimen pasar.
Minat terhadap Pound Sterling kembali menguat setelah data makro Inggris memenuhi ekspektasi, sehingga membantu mengimbangi spekulasi mengenai pemotongan suku bunga lebih lanjut. Pasangan ini mendapatkan peluang dari dinamika perbedaan suku bunga asing dan kebijakan moneter antara BoE dan BoJ.
Dari sisi risiko, tidak ada sinyal eksplisit untuk perdagangan pada artikel ini. Perdagangan GBPJPY memerlukan manajemen risiko yang hati-hati mengingat likuiditas rendah dan volatilitas pasar, sehingga lebih aman menunggu konfirmasi data berikutnya sebelum mengambil posisi.