GBPJPY sedang menghadapi tekanan karena yen menguat seiring meningkatnya ekspektasi bahwa BoJ akan menaikkan suku bunga pada pertemuan minggu depan. Dalam konteks ini, pelaku pasar menilai yen sebagai penopang utama pergerakan pasangan mata uang ini, sementara dinamika kebijakan di Jepang dan Inggris saling mempengaruhi.
Menurut jajak pendapat Reuters, sekitar 90% ekonom memperkirakan BoJ akan menaikkan suku bunga jangka pendek dari 0,50% menjadi 0,75%, menandai perubahan besar dari pandangan bulan lalu. Perubahan ekspektasi ini menambah tekanan pada GBPJPY karena perbedaan kebijakan semakin menyempit antara Bank of Japan dan kebijakan moneter Inggris.
Gubernur BoJ Kazuo Ueda menekankan bahwa inflasi Jepang masih di atas target dan kebijakan perlu dijalankan secara berkelanjutan. Sinyal hawkish tersebut meningkatkan peluang kenaikan suku bunga pada Desember, yang pada akhirnya memperkuat yen terhadap pasangan mata uang utama termasuk GBPJPY. Saat ini GBPJPY berada sekitar 208.1, mendekati level tertinggi sejak Agustus 2008.
Di Inggris, fokus pasar bergeser ke BoE yang diperkirakan akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember. Langkah ini sejalan dengan melambatnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi Inggris yang relatif moderat, sehingga ada ruang untuk pelonggaran kebijakan yang tidak terlalu agresif.
Jajak pendapat Reuters menunjukkan mayoritas ekonom memperkirakan Bank of England turun menjadi 3,75% pada pertemuan 18 Desember. Ekspektasi ini menambah tekanan pada sterling dan berpotensi memperlemah GBP terhadap mata uang bebasah seperti yen jika BoJ tetap pada jalur kenaikan suku bunga.
Data Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris yang akan dirilis Jumat menjadi fokus utama untuk memprediksi arah kebijakan. Jika angka tersebut menunjukkan pertumbuhan yang lebih lemah, pasar bisa memperkirakan pemotongan lebih lanjut atau pelonggaran kebijakan lainnya, yang akan berdampak negatif pada GBP terhadap pasangan silangnya termasuk GBPJPY.
Dari sisi teknikal, dinamika harga GBPJPY menunjukkan potensi tekanan turun lebih lanjut seiring perbedaan kebijakan antara BoJ yang hawkish dan BoE yang cenderung lebih dovish. Penurunan di bawah level sekitar 208.0–208.5 dapat menajar arah ke 203.0 sebagai target jangka pendek jika momentum bearish tetap kuat.
Rencana perdagangan yang disarankan adalah posisi jual dengan open sekitar 208.1, target di 203.0, dan stop loss di 210.0. Rasio risiko/imbalan sekitar 1:2 memberikan ruang cukup bagi pergerakan pasar yang bisa tetap volatil dengan berita-berita kebijakan mendatang.
Kondisi pasar menjelang rilis data ekonomi utama tetap berisiko, sehingga eksekusi order perlu dilakukan dengan manajemen risiko yang ketat. Disiplin dalam mengikuti rencana trading akan membantu menjaga posisi tetap konsisten terhadap sinyal fundamental yang sedang berkembang.