PMI November China: Pelemahan Momentum Pertumbuhan Berlanjut dan Prospek Stimulus 2026

Pelemahan momentum manufaktur China pada November

Indeks manufaktur resmi China (NBS) untuk November naik tipis menjadi 49,2 dari 49,0 pada Oktober, namun tetap berada di bawah angka netral 50 yang membatasi ekspansi dan kontraksi. Perbaikan ini menandai bulan kedelapan berturut-turut dengan PMI berada di wilayah kontraksi.

Di sisi lain, PMI non-manufaktur resmi juga turun di bawah 49,5 untuk pertama kalinya sejak pelonggaran kebijakan Zero-Covid pada akhir 2022. Angka Oktober 50,1 dan konsensus 50,0 menunjukkan melorotnya aktivitas sektor jasa meskipun ada dorongan belanja musiman.

Secara keseluruhan PMI November, ditambah data makro lain yang kuat, menunjukkan ekonomi China kehilangan tenaga menjelang ujung tahun. Walaupun target pertumbuhan PDB sekitar 5 persen untuk 2025 masih dalam jangkauan, beberapa analis mengharapkan stimulus terarah lebih lanjut dan pelonggaran moneter secara bertahap untuk menjaga pertumbuhan di 2026. Dalam konteks dinamika kekuasaan AS–Tiongkok, Beijing diperkirakan tidak akan mentolerir perlambatan signifikan pada 2026, menurut analis ABN AMRO.

IndeksNovOktKonsensus
Manufaktur (NBS)49.249.049.4
Non-manufaktur (NBS)49.550.150.0

Implikasi kebijakan dan prospek 2026

Para ekonom menilai diperlukan dukungan kebijakan yang lebih terarah dan pelonggaran moneter bertahap guna mempertahankan jalur pertumbuhan. Ekonom senior ABN AMRO, Arjen van Dijkhuizen, menekankan bahwa stimulus yang tepat sasaran menjadi kunci untuk menjaga PDB China 2026 tetap berjalan.

Di tengah ketegangan geopolitik dan dinamika perdagangan, langkah-langkah stimulus diperkirakan akan lebih terarah dan terstruktur, bukan sekadar pelonggaran umum. Pemerintah diyakini akan mengkombinasikan kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga momentum tanpa memicu tekanan keuangan berlebih.

Meskipun target pertumbuhan sekitar 5 persen untuk 2025 masih dalam jangkauan, arah kebijakan menegaskan fokus pada dukungan yang terukur untuk mendorong pemulihan. Para pelaku pasar memantau sinyal Beijing mengenai pelonggaran lebih lanjut dan bagaimana hal tersebut memengaruhi arus modal serta prospek global.

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image