Ekonomi Australia berkembang 0,4% di Kuartal III, lebih lemah dari proyeksi RBA sebesar 0,5%, menandai perlambatan momentum di ekonomi inti.
Revisi ke atas pertumbuhan Kuartal II menjadi 0,7% membantu menjaga laju pertumbuhan tahunan mendekati 2% dalam beberapa kuartal terakhir.
Analisis menunjukkan meskipun PDB Q3 meleset, dinamika tenaga kerja tetap ketat dan potensi tekanan inflasi mendorong kebijakan hawkish pada masa mendatang.
Laporan PDB yang lemah tidak mengubah jalur kebijakan hawkish yang telah tercermin di harga pasar; pasar obligasi Australia telah hampir sepenuhnya memprakasai potensi kenaikan suku bunga.
Komentar Gubernur RBA Bullock menyoroti pasar tenaga kerja yang ketat dan celah output yang mungkin telah tertutup, menambah argumen bahwa tekanan inflasi bisa mendorong respons kebijakan di masa depan.
Pernyataan itu menekankan bahwa jika tekanan CPI meningkat, Dewan akan merespon sesuai, berpotensi menguatkan AUD terhadap dolar AS di masa depan.
Dinamika ini meningkatkan peluang AUD menguat jika inflasi menunjukkan tekanan yang lebih tinggi, karena ekspektasi kenaikan suku bunga makin terpatri.
Investors perlu memperhatikan data CPI dan data tenaga kerja berikutnya, karena perubahan kecil pada prospek inflasi bisa berdampak besar pada jalur kebijakan.
Kesimpulan: meski pertumbuhan PDB Q3 lemah, komunikasi RBA yang cenderung hawkish menjaga AUD berpotensi menguat, asalkan tekanan inflasi tetap terjaga.