| Indikator | Nilai / Status |
|---|---|
| IHK AS (Nov) | 3,1% YoY; inti 3,0% |
| USD/JPY | mendekati 156,00 |
| BoJ Suku | diperkirakan naik 25 bp menjadi 0,75% |
| Fed/DXY | inflasi lebih tinggi mendongkrak dolar |
USD/JPY menguat menjelang rilis data inflasi AS November. Pasangan ini mendekati level 156,00 selama sesi Eropa, menunjukkan minat beli yang kuat. Investor menimbang prospek arah suku bunga Fed terhadap dinamika imbal hasil global.
Indeks Dolar AS (DXY) bergerak lebih tinggi mendekati 98,50, menambah tekanan pada pasangan mata uang. Proyeksi menunjukkan inflasi umum (IHK) naik menjadi 3,1% secara tahunan, sementara inti diharapkan tetap di 3%. Pasar menilai data tersebut sebagai kunci bagi ekspektasi kebijakan The Fed.
Para analis menyatakan bahwa rilis inflasi bisa menentukan arah kebijakan Fed dalam beberapa pertemuan mendatang. Pernyataan Jerome Powell dan komentar pejabat Fed lainnya mempertegas pandangan bahwa tekanan harga masih tinggi. Pasar menahan diri sambil menunggu angka resmi untuk menimbang langkah selanjutnya.
BoJ diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,75% pada hari Jumat. Meski demikian, yen secara umum berada dalam tekanan karena daya tarik dolar AS yang sedang kuat dan ekspektasi reformasi kebijakan fiskal yang berkelanjutan. Kebijakan ini juga dihadapkan pada kekhawatiran fiskal yang berkelanjutan.
Revisi estimasi Produk Domestik Bruto Jepang untuk kuartal ketiga menunjukkan kontraksi sebesar 0,6% secara tahunan, lebih buruk dari pembacaan awal 0,4%. Kontraksi ini meningkatkan tekanan pada BoJ untuk mengatur jalur pengetatan, meskipun sinyal kenaikan 25 bp sudah diperkirakan. Investor menilai bahwa sinyal kebijakan ini bisa memperpanjang volatilitas yen.
Implikasi bagi trader adalah menjaga fokus pada pernyataan pejabat BoJ dan dinamika inflasi global, karena pergerakan USD/JPY bakal sangat dipengaruhi reaksi data inflasi AS dan rencana kebijakan bank sentral. Konsensus pasar menilai peluang untuk volatilitas lebih lanjut pada pasangan ini. Oleh karena itu, posisi trading mengandalkan peluang berdasarkan rilis data dan petunjuk kebijakan kedepan.