USD Tertekan oleh Ekspektasi Dovish The Fed; Sinyal Sell pada Indeks DXY Menjadi Fokus Pasar

Dolar AS melemah selama tiga hari berturut-turut karena investor menimbang ekspektasi kebijakan The Fed yang lebih dovish. Perkiraan adanya dua pemangkasan suku bunga lagi pada 2026 memperkuat skenario pelemahan greenback. Di Asia, Indeks Dolar (DXY) memperlihatkan tekanan menuju level terendah sejak awal Oktober sekitar 97,80, dengan penurunan lebih dari 0,1 persen pada hari itu.

Di tengah pertumbuhan AS yang tetap kuat, angka GDP kuartal Juli– September menunjukkan laju 4,3 persen secara tahunan, melampaui konsensus. Hal ini menandakan bahwa ekonomi masih tahan banting meski banyak pembicaraan mengarah pada pelonggaran kebijakan. Kombinasi data ekonomi yang kuat dengan pandangan pelonggaran mendorong pedagang untuk menimbang dua penurunan suku bunga lagi oleh The Fed.

Ketidakpastian seputar kredibilitas kebijakan jangka panjang The Fed meningkat karena komentar Presiden Trump yang menyatakan setiap kandidat Ketua The Fed harus berkomitmen menurunkan suku bunga. Meskipun likuiditas mendekati periode liburan, tekanan untuk berhati hati tetap tinggi bagi para pelaku pasar yang bersikap bearish. Mereka menunggu rilis data Klaim Tunjangan Pengangguran Awal untuk menilai arah pergerakan di sesi Amerika.

Aktivitas Pasar, Kebijakan dan Data yang Memantau

Indeks DXY memperpanjang tren penurunan mingguan selama tiga hari, diperdagangkan sekitar 97,80, dan tampak rentan untuk turun lebih lanjut. Sentimen pasar didorong oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed dan laporan pertumbuhan ekonomi AS yang tidak sepenuhnya mengubah pandangan kebijakan jangka menengah. Pasar juga mencermati dinamika likuiditas yang lebih tipis menjelang penutup tahun.

Analisis menunjukkan bahwa pelaku pasar mengantisipasi dua potongan suku bunga lagi pada 2026 di tengah inflasi yang lebih lembut dan tanda keringnya tenaga kerja. Framing ini memperlemah saat ini bagi dolar, meskipun beberapa data menunjukkan ketahanan ekonomi. Di sisi lain, komentar Trump soal komitmen kandidat Ketua The Fed menambah ketidakpastian mengenai kredibilitas kebijakan di masa depan.

Ketidakpastian likuiditas akhir tahun menuntut kewaspadaan. Pedagang bearish yang agresif perlu menghindari posisi terlalu besar atau terlalu cepat menutup pelan-pelan. Rilis Klaim Tunjangan Pengangguran Awal Mingguan AS di sesi Amerika bisa memberikan dorongan arah yang jelas pada awal perdagangan hari berikutnya.

Analisis Sinyal Trading dan Proyeksi Pergerakan Dolar

Analisis sinyal menunjukkan potensi posisi SELL pada Indeks DXY karena faktor fundamental yang mendominasi. Level open sekitar 97,80 memberikan ruang untuk target profit di 96,60 jika harga bergerak sesuai ekspektasi, dengan stop loss di 98,60 guna melindungi dari lonjakan reversal. Rasio risiko-imbalan dipenuhi sekitar 1:1,5 sesuai pedoman pengelolaan risiko.

Meski demikian, pergerakan DXY bisa berubah jika data pekerjaan atau inflasi menunjukkan kejutan hawkish. Pasar bisa berisiko menambah volatilitas saat rilis Klaim Tunjangan Pengangguran awal, dan jika USD berganti arah, level manajemen risiko perlu direvisi. Investor sebaiknya memantau dinamika data ekonomi AS dan komentar pejabat The Fed sebagai konfirmasi arah tren.

Proyeksi jangka menengah menunjukkan potensi kelanjutan pelemahan dolar jika pertumbuhan global tetap kuat dan kebijakan pelonggaran The Fed berlanjut. Sebaliknya, jika data ekonomi AS menguat dan tekanan inflasi kembali terlihat, dolar bisa rebound. Dalam kedua skenario, pengelolaan risiko tetap penting, dengan penyesuaian level TP dan SL mengikuti pergerakan harga.

Signal: SELL
Open: 97.8 · TP: 96.6 · SL: 98.6

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image