Gubernur BoJ Kazuo Ueda meningkatkan ekspektasi pasar bahwa kenaikan suku bunga bisa terjadi sesegera bulan ini, menandakan sikap hawkish meskipun data ekonomi Jepang menunjukkan pelemahan. Kebijakan ini menambah dukungan bagi mata uang Jepang saat pelaku pasar menilai peluang pengetatan lebih lanjut.
Rencana reflasi yang digelorakan oleh Perdana Menteri Sanae Takaichi menjaga imbal hasil obligasi Jepang (JGB) tetap tinggi. Meski begitu, imbal hasil Jepang tetap relatif lebih rendah dibanding negara lain, sehingga investor tetap berhati-hati terhadap dinamika carry trade.
Pengeluaran Rumah Tangga Jepang turun 2,9% YoY pada Oktober 2025, penurunan tercepat sejak Januari 2024, meningkatkan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi meski yen mendapat dukungan dari ekspektasi kebijakan ketat ke depan.
USD/JPY berupaya memanfaatkan rebound semalam di tengah ekspektasi pemangkasan biaya pinjaman Fed yang akan datang; pelaku pasar menantikan rilisan Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) AS sebagai petunjuk jalur kebijakan berikutnya.
Di AS, data tenaga kerja menunjukkan beberapa sinyal positif. Challenger, Gray & Christmas melaporkan pemotongan pekerjaan turun 53% menjadi 71.321 pada November, sedangkan jumlah klaim pengangguran turun 27.000 menjadi 191.000 untuk minggu yang berakhir 29 November, level terendah dalam lebih dari tiga tahun.
Meski data dianggap mendukung, USD tetap tertekan karena pasar menimbang peluang penurunan biaya pinjaman Fed; USD/JPY tetap rapuh di sekitar rendah tiga minggu, dengan rintangan di SMA 100-jam sekitar 155,40 dan potensi penurunan lebih lanjut menuju 154,00 jika momentum berlanjut.
Level teknikal utama berada di sekitar resistance 155,40, dengan potensi pengujian ke wilayah 156,00–156,65 jika momentum memulih; dukungan kunci berada di sekitar 154,00 dan 155,00 secara psikologis.
Sinyal perdagangan saat ini adalah jual (sell) dengan rencana masuk sekitar 154,60; target 154,00 dan stop di 155,00, memberikan rasio risiko-hadiah sekitar 1:1,5.
Risiko utama mencakup pengetatan BoJ pada pertemuan 18–19 Desember dan dinamika imbal hasil JGB yang bisa mengubah arah carry trade serta pergerakan USD/JPY secara signifikan.