Harga minyak mentah WTI diperdagangkan mendekati level sekitar $57,60 setelah mengalami penolakan di sekitar $58,30 pada hari perdagangan sebelumnya. Pergerakan ini menandai bantalan resistensi yang signifikan di wilayah tersebut, meskipun adanya dorongan teknikal minor dari perbaikan sesi Asia. Para pelaku pasar mengamati bagaimana harga mempertahankan level saat ini meskipan beberapa tekanan turun. Kondisi ini menambah ketidakpastian mengenai arah jangka pendek.
Penurunan dari level tertinggi harian terjadi seiring spekulasi bahwa sentimen pasar akan tetap sensitif terhadap berita persediaan dan dinamika permintaan musiman. Sesi Eropa membuka dengan sedikit penurunan, menambah tekanan pada komoditas energi yang terdampak oleh data persediaan dan produksi. Namun, beberapa faktor teknikal menjaga harga tetap bertahan di dekat level kunci, mencerminkan volatilitas yang masih tinggi.
Selain itu, pergerakan harga dipengaruhi oleh dinamika dolar AS yang menguat dan respons terhadap data ekonomi terakhir. Ketika dolar mencoba menunjukkan kekuatan relatif, komoditas ber-denominasi dolar biasanya menghadapi tekanan biaya bagi pembeli non-dollar. Meskipun demikian, faktor geopolitik tetap menjadi elemen penting dalam variasi harga harian.
Bank sentral melalui risalah pertemuan terbaru menunjukkan perdebatan mengenai langkah kebijakan berikutnya, meski suku bunga dipangkas sesuai ekspektasi. Ketidakpastian atas arah kebijakan menambah volatilitas di sektor energi dan mempengaruhi prospek permintaan minyak dalam jangka menengah. Investor menilai sinyal tentang kapan potongan lebih lanjut bisa terjadi, sambil menimbang risiko inflasi.
Informasi dari American Petroleum Institute dan EIA menunjukkan lonjakan persediaan minyak mentah komersial yang menambah beban pada harga. Laporan EIA menyebutkan peningkatan sekitar 400 ribu barel untuk minggu yang berakhir 26 Desember, meskipun permintaan periode libur Natal cenderung meningkat. Data ini menegaskan dinamika pasokan yang masih berjalan seiring dengan permintaan musiman.
Selain itu, angka Baker Hughes tentang jumlah rig minyak yang meningkat menguatkan asumsi bahwa aktivitas produksi akan bertahan atau meningkat dalam beberapa minggu ke depan. Secara bersamaan, OPEC+ menegaskan komitmen mereka untuk menghentikan peningkatan produksi guna menjaga keseimbangan pasar. Dampak positif terhadap harga pun masih terbatas karena faktor-faktor tersebut muncul secara bertahap.
Harga minyak tetap berada di area sensitif, didorong oleh ketegangan geopolitik di beberapa wilayah kunci serta proyeksi permintaan yang tetap relevan meskipun ada faktor penurunan jangka pendek. Pasar terus menilai kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan respons negara pengekspor terhadap dinamika pasokan global. Kondisi ini menciptakan peluang bagi strategi jangka pendek hingga menengah.
Analisis teknikal dan fundamental menunjukkan adanya tekanan jual yang dapat dimanfaatkan untuk posisi short-term. Sinyal perdagangan yang muncul mengindikasikan potensi penurunan lebih lanjut jika support di sekitar $57 tetap terkendali dan aksi jual berlanjut. Namun risiko pembalikan tetap ada mengingat faktor permintaan musiman dan ketidakpastian geopolitik.
Untuk trader yang mempertimbangkan posisi short, level masuk sekitar harga saat ini bisa dijadikan referensi. Disiplin manajemen risiko menuntut konfirmasi teknikal yang lebih kuat sebelum eksekusi. Target profit di sekitar $56,50 dan stop loss di sekitar $58,20 memberikan rasio risiko/imbalan sekitar 1:1,83, sejalan dengan pedoman manajemen risiko.