Dolar AS Tertekan: Imbal Hasil Treasury Mereda dan Data Tenaga Kerja Menjadi Petunjuk Jelang Rapat The Fed

USD terus berada di bawah tekanan seiring melunaknya imbal hasil Treasury tenor 10 tahun yang sedikit mereda setelah mencapai kisaran puncak 3,95%–4,20% sejak bulan September. Sinyal pergerakan kontrak berjangka ekuitas AS pun terlihat tidak menunjukkan arah yang jelas dalam menimbang dinamika risiko global.

USD diperdagangkan di bawah moving average 200 hari, sebuah sikap yang memperkuat tekanan pada mata uang dalam beberapa sesi terakhir. Sementara itu, momentum pasar masih melemah, sehingga dorongan untuk penguatan dolar relatif lemah meskipun data ekonomi tetap akan menjadi fokus pasar.

Para analis menilai bahwa momentum pertemuan kebijakan The Fed berikutnya akan sangat dipengaruhi oleh pembacaan data tenaga kerja dan bagaimana respons pasar terhadap pernyataan bank sentral, sehingga arah USD masih rentan terhadap kejutan data rilis berikutnya.

Data Tenaga Kerja ADP dan JOLTS sebagai Petunjuk Pasar

Rangkaian data pekerjaan ADP untuk minggu yang berakhir 8 November menunjukkan pelaksanaan penyesuaian pekerjaan swasta secara rata-rata -13,5 ribu per minggu selama empat minggu terakhir, sementara pembacaan ADP untuk bulan November diperkirakan mencapai penurunan lebih lanjut sebesar -32 ribu.

Selain itu, laporan JOLTS untuk Oktober akan menjadi tolok ukur utama bagi permintaan tenaga kerja jelang publikasi data resmi, dengan fokus pada laju perekrutan, tingkat pengunduran diri, serta rasio lowongan terhadap pengangguran.

Penurunan berkelanjutan dalam perekrutan dan meningkatnya tekanan pada rasio tersebut dapat menambah sinyal bahwa permintaan tenaga kerja memburuk dan memperkuat ekspektasi bahwa kebijakan moneter The Fed bisa menyesuaikan jalurnya lebih rendah.

Implikasi Kebijakan The Fed dan Dampak terhadap Pasar

Pasar memperkirakan bahwa kurva kontrak dana The Fed kemungkinan bergerak lebih rendah jika data pekerjaan menunjukkan pelemahan berlanjut, sehingga USD berpotensi melemah lebih lanjut terhadap mata uang utama lainnya.

Dalam skenario ini, pelaku pasar menilai bahwa penurunan tekanan tenaga kerja akan memperkuat risiko bahwa The Fed akan menjaga sikap dovish lebih lama, mempengaruhi pergerakan suku bunga jangka pendek dan ekspektasi inflasi.

Namun, karena konteks artikel bersifat makro dan tidak mengidentifikasi instrumen perdagangan spesifik, sinyal trading tidak dapat disimpulkan dari data ini saja. Oleh karena itu, rekomendasi posisi tetap pada sisi "no" saat ini.

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image