Analisis dari MUFG oleh Derek Halpenny menjelaskan bahwa risiko intervensi di pasar keuangan Jepang sedang meningkat akibat penjualan besar-besaran Obligasi Pemerintah Jepang JGB. Fenomena ini mencerminkan ketegangan antara dinamika likuiditas dan tekad kebijakan fiskal. Para pelaku pasar terus memantau sinyal dari pemerintah terkait bagaimana mereka akan mengelola risiko fiskal di tengah inflasi yang masih tinggi.
Penjualan JGB dalam skala besar mendorong imbal hasil jangka 10 tahun ke level yang tinggi, sekitar 2,10 persen, sebelum mengalami koreksi kecil. Meski terjadi beberapa penurunan sesudahnya, level tersebut tetap menjadi tertinggi sejak era 1999. Pergerakan tersebut menambah tekanan pada Yen dan meningkatkan volatilitas di pasar obligasi domestik.
Pergerakan di pasar obligasi Jepang berpotensi berimbas pada nilai tukar Yen karena arus likuiditas internasional dan ekspektasi risiko fiskal. Investor semakin fokus pada bagaimana kebijakan fiskal akan menyeimbangkan dukungan terhadap pertumbuhan dengan kendali pada defisit. Ketidakpastian ini menimbulkan risiko bagi stabilitas keuangan yang menjadi perhatian pemerintah.
Rilis keputusan BoJ untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,75% mencerminkan langkah hawkish yang menggarisbawahi kekhawatiran terhadap inflasi yang masih tinggi. Reaksi pasar valuta asing menunjukkan kekhawatiran bahwa kebijakan ini terlalu berhati-hati untuk menahan tekanan kenaikan harga. Implikasi kebijakan fiskal tambahan juga menjadi faktor pendorong bagi investor dalam menilai risiko jangka panjang.
Ketidakstabilan pasar keuangan dinilai sebagai risiko utama bagi pemerintah, terutama jika pelemahan Yen berlanjut dan mempengaruhi peringkat dukungan politik. Penilaian investor terhadap kebijakan fiskal berpotensi memicu perubahan persepsi tentang stabilitas politik dan ekonomi. Dalam konteks ini, sinyal yang jelas dari pemerintah mengenai pengelolaan risiko fiskal menjadi sangat penting.
Secara umum, investor menuntut pengakuan nyata atas risiko yang dihadapi dan tindakan kebijakan fiskal yang lebih hati-hati. Tanpa penjelasan yang memadai, penjualan JGB bisa berlanjut dan Yen bisa melemah lebih lanjut. Namun hingga ada tanda konkret, rekomendasi trading tetap menunggu konfirmasi kebijakan yang lebih jelas dari otoritas terkait.