Rupiah Stabil Jelang Keputusan The Fed dan Data Tenaga Kerja AS

Rupiah bergerak stabil di tengah menimbang hasil rapat Bank Sentral AS. Pasangan USDIDR diperdagangkan sekitar 16.677 dengan kisaran harian 16.662-16.706, menunjukkan pasar menakar peluang pemangkasan suku bunga The Fed dan risiko inflasi AS yang masih membandel.

Situasi ini mencerminkan sikap wait and see menjelang pengumuman kebijakan The Fed pada pekan ini. Ekspektasi pelonggaran Desember memberi ruang bagi mata uang negara berkembang untuk bertahan stabil meski belum cukup untuk penguatan signifikan dalam jangka pendek.

Dari sisi domestik, fondasi Rupiah tetap terjaga oleh inflasi terkendali, konsumsi domestik mulai tumbuh, dan stabilitas kebijakan moneter. Surplus eksternal serta cadangan devisa memadai juga menjadi bantalan bagi pergerakan mata uang, meski arus modal asing masih bersifat selektif.

Dinamika Konsumsi Domestik dan Stabilitas Makro

Indeks kepercayaan konsumen Indonesia naik menjadi 124,0 pada November 2025, dari 121,2 di Oktober, menandakan optimisme rumah tangga mulai pulih setelah kuartal III. Perbaikan persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi ke depan turut mendorong daya beli.

Kondisi ini menegaskan konsumsi domestik tetap menjadi penopang utama pertumbuhan menjelang akhir tahun, didukung inflasi yang tetap terkendali dan aktivitas belanja rumah tangga yang meningkat.

Dukungan eksternal yang berlanjut dan cadangan devisa yang memadai menambah bantalan untuk Rupiah dalam menghadapi dinamika global. Meski demikian, aliran modal asing cenderung selektif membatasi ruang penguatan dalam jangka pendek.

Katalis Global: Dolar, Data Tenaga Kerja, dan Risiko Pasar

Dolar AS bergerak cenderung stabil dengan bias menguat, ditandai Indeks Dolar (DXY) di sekitar 99,0, menunjukkan kehati-hatian pasar menghadapi rilis kebijakan berikutnya.

Probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan 10 Desember 2025 mendekati 90 persen, dengan skenario pemangkasan 25 basis poin menjadi yang dominan, sehingga narasi pelonggaran bisa menjaga volatilitas pasar tetap tinggi.

Dalam fokus data, data tenaga kerja AS ADP dan JOLTS menjadi barometer. Angka lebih lemah dari ekspektasi bisa menghidupkan optimisme pelonggaran dan mendorong aset berisiko, sementara data kuat bisa membuat dolar menguat dan membatasi kenaikan Rupiah.

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image