Harga WTI turun tipis ke sekitar $58,40 di sesi Asia hari Rabu, menandai konsolidasi setelah beberapa sesi volatil di pasar minyak.
Investors memantau rencana perdamaian antara Rusia dan Ukraina; kemajuan diplomatik dapat menekan harga jika tercapai gencatan senjata lebih cepat dari perkiraan.
Rilis laporan persediaan minyak mentah AS dari Energy Information Administration (EIA) diperkirakan menjadi penentu arah jangka pendek, dengan fokus pada pergeseran pasokan domestik.
Laporan dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah AS untuk minggu yang berakhir 23 November sebesar 2,48 juta barel, mendukung sentimen harga.
Penurunan persediaan ditambah optimisme terhadap kesepakatan perdamaian bisa membatasi kenaikan harga, sedangkan jika tensi meningkat, harga bisa didorong lebih tinggi karena ekspektasi pasokan.
Perlu diingat juga bahwa taruhan terhadap pemotongan suku bunga Federal Reserve meningkat, dengan probabilitas sekitar 89% untuk potongan 25 basis poin minggu depan, yang bisa melemahkan dolar dan memberikan ruang bagi minyak berdenominasi USD.
Dinamika antara optimisme perdamaian dan ketegangan geopolitik membuat momentum untuk WTI tidak jelas; jika Fed memangkas suku bunga, dolar dapat melemah dan dukungan untuk komoditas berdenominasi USD bisa meningkat.
Kalau progres perdamaian berjalan positif, tekanan penawaran bisa membatasi lonjakan harga; sebaliknya eskalasi geopolitik dapat memicu dorongan harga jangka pendek yang lebih kuat.
Secara keseluruhan, tidak ada sinyal trading yang pasti pada saat ini; rekomendasi teknis yang jelas belum terbentuk. Oleh karena itu sinyal diset ke "no" dengan level tidak tersedia.