Yen Jepang menguat terhadap USD untuk hari kedua berturut-turut, didorong oleh perbedaan prospek kebijakan antara Bank of Japan (BoJ) dan Federal Reserve (Fed). Pasar menilai BoJ lebih cenderung mengambil jalan pengetatan relatif dibandingkan konsensus pasar atas sikap Fed yang lebih dovish belakangan.
Gubernur BoJ Kazuo Ueda menegaskan adanya kemajuan menuju target inflasi tahunan 2% secara berkelanjutan, menambah spekulasi bahwa peningkatan suku bunga bisa terjadi lebih cepat dari ekspektasi. Sementara itu, pemangkasan suku bunga dovish oleh Fed kemarin menambah tekanan pada Greenback dan memperkuat posisi yen dalam konteks risiko global yang terkendali.
Kebijakan fiskal Jepang yang lebih luas dan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi domestik membatasi meluasnya penguatan yen, meskipun sentimen positif di pasar saham membantu menjaga yen berada di jalur yang lebih baik sebagai aset safe-haven dalam beberapa sesi terakhir. Investor menunggu hasil pertemuan BoJ pada 18-19 Desember untuk melihat langkah selanjutnya.
Data ekonomi Jepang menunjukkan dinamika yang menantang, dengan revisi Produk Domestik Bruto menunjukkan kontraksi 0,6% q/q pada Juli–September dan 2,3% secara tahunan, tercepat sejak periode sebelumnya, menambah tekanan pada pemulihan negara tersebut.
Ekspansi belanja fiskal di bawah pemerintahan Perdana Menteri Sanae Takaichi meningkatkan risiko fiskal dan menimbulkan kekhawatiran mengenai beban keuangan publik, meskipun perbaikan fiskal jangka panjang dapat menjaga arah kebijakan BoJ.
Sementara itu, prospek upah yang lebih tinggi diharapkan dapat meningkatkan daya beli rumah tangga dan mendorong konsumsi, namun efeknya pada inflasi tetap bergantung pada bagaimana kebijakan fiskal dan moneter berjalan beriringan. Pasar juga menilai data pekerjaan AS dan neraca perdagangan AS sebagai faktor utama yang mempengaruhi aliran modal global.
Secara teknis, USD/JPY menunjukkan tekanan turun setelah penutupan di bawah rintangan saluran menurun dan juga di bawah Simple Moving Average (SMA) 100 jam, membuka ruang bagi penurunan lebih lanjut pada jangka pendek.
Area support utama berada di sekitar 155,35–155,30; tembusannya dapat memperkuat bias bearish menuju 155,00 secara psikologis dan berlanjut ke 154,50–154,00 jika momentum tetap terjaga. Indikator jangka pendek juga mengformatkan peluang bagi penjualan jika level rendah tersebut terealisasi.
Di sisi lain, aksi beli bisa kembali jika harga bergerak di atas 156,00–156,60, menargetkan 157,00 dan berpotensi menuju 158,00. Rintangan menengah di 157,45 dapat memberikan konfirmasi arah, sementara level psikologis 155,00 tetap menjadi penyeimbang utama dalam perdagangan jangka pendek.