Harga gas alam berjangka TTF mengalami tekanan minggu ini, berada di bawah 27 euro per MWh. Kontrak berjangka satu bulan menunjukkan level harga yang menandakan penurunan signifikan dalam rentang 20 bulan terakhir.
Analyst dari Commerzbank, Carsten Fritsch, menilai dinamika pasar tetap rapuh meski sentimen investor terlihat tenang pada beberapa sesi terakhir.
Penurunan harga sebagian dipicu persepsi permintaan yang relatif lemah dan ada pasokan gas yang cukup, namun para ahli memperingatkan bahwa musim dingin baru saja dimulai dan gelombang dingin berikutnya bisa mengubah arah pergerakan harga.
Pada level persediaan gas, UE mencatat tingkat yang masih sangat rendah dibandingkan periode sebelumnya dan di bawah level normal untuk waktu ini, sekitar 74 persen kapasitas.
Situasi di Jerman lebih ketat lagi dengan persediaan sekitar 65,6 persen dari kapasitas. Kondisi tersebut meningkatkan kekhawatiran pasokan di wilayah tersebut.
Para analis menilai faktor utama bukan hanya suhu yang diperkirakan lebih hangat, tetapi juga lonjakan impor LNG yang saat ini masuk ke pasar Eropa. Namun pandangan ini bersifat jangka pendek karena musim dingin baru berjalan.
BNEF memperkirakan, berdasarkan rata-rata penarikan sepuluh musim dingin terakhir, persediaan gas UE bisa turun sekitar 30 persen pada akhir musim dingin. Gelombang dingin yang terdeteksi pada akhir Desember bisa menekan persediaan hingga sekitar 28 persen pada akhir Maret.
Harga Gas Alam AS mengalami kenaikan ke level tertinggi tiga tahun, membuat selisih harga antara TTF dan Henry Hub berada pada level terendah dalam tiga tahun. Hal ini meningkatkan biaya pencairan, pendinginan, dan transportasi LNG yang berpotensi memengaruhi arus LNG ke Eropa.
Sikap pasar yang terlihat tenang berpotensi berubah ketika gelombang dingin berikutnya tiba dan pasokan LNG ke Eropa menurun, sehingga volatilitas harga gas di masa mendatang tetap menjadi risiko utama.