NFP Ganda dan Volatilitas Pasar: Prospek Pemotongan Suku Bunga 2026 Menjelang IHK November

Analisis dampak NFP terhadap volatilitas dan prospek kebijakan 2026

Rilis Non-Farm Payrolls kembar biasanya memicu lonjakan volatilitas dan pergeseran arah pasar menjelang akhir tahun. Namun data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja masih rapuh meski tidak cukup lemah untuk menunda ekspektasi pemotongan suku bunga pada 2026. Peluang pemotongan pada Maret terlihat sekitar seimbang dan bergantung pada perkembangan indikator harga serta tenaga kerja.

Kandidat data tinggi yang tersisa hanya indeks harga konsumen IHK untuk November, yang akan dirilis dalam beberapa hari. Banyak analis menilai data CPI akan menjadi kunci arah kebijakan moneter dan menimbang tekanan inflasi terhadap prospek suku bunga.

Di sisi lain, penjualan ritel yang kuat menyoroti perbedaan antara dinamika pasar tenaga kerja dan belanja rumah tangga. Penjualan ritel kelompok Kontrol naik 0,8 persen secara bulanan, tertinggi sejak Juni, menunjukkan daya beli yang relatif tahan terhadap gempuran biaya hidup meski ketidakpastian pendapatan rumah tangga meningkat dan kekhawatiran terkait AI menambah beban psikologis pada konsumen berpendapatan rendah.

Gambaran ketenagakerjaan, belanja konsumen, dan arah inflasi menjelang IHK

Kondisi pasar tenaga kerja menunjukkan sinyal campuran dengan beberapa ukuran melemah moderat sementara permintaan tenaga kerja tetap relevan. Ketidakpastian terkait AI menambah kekhawatiran atas keamanan pekerjaan, terutama bagi rumah tangga berpendapatan rendah, yang berimplikasi pada kepercayaan konsumen meski pasar ekuitas menguat.

Dari sisi belanja, pemulihan tidak seragam. Dolar menguat secara moderat mencerminkan respons beragam terhadap rilisan data. Ketidakselarasan antara tenaga kerja dan belanja konsumen menegaskan dinamika berbentuk K di antara segmen pendapatan rumah tangga.

Para analis menilai bahwa konteks data tenaga kerja yang beragam bisa meningkatkan peluang untuk pelonggaran kebijakan pada Maret, meskipun konfirmasi utama datang dari data IHK. Konsensus menunjukkan CPI YoY bertahan sekitar 3,0%, dengan tanda-tanda disinflasi mulai terlihat seiring beberapa komponen terkait impor menunjukkan peningkatan MoM yang lebih moderat.

Potensi kebijakan moneter, sentimen pasar, dan pandangan terhadap pemotongan suku bunga

Probabilitas pemotongan suku bunga pada Maret berada di kisaran 50 banding 50, tergantung bagaimana data CPI berjalan dan bagaimana pasar menilai risiko inflasi. Data IHK berikutnya menjadi faktor penentu arah kebijakan secara keseluruhan.

Perkiraan terhadap calon Ketua Fed mempengaruhi sentimen dolar. Kandidat seperti Hassett, Warsh, dan Waller bersaing, dengan Hassett sempat disebut favorit sebelum dinamika pasar dapat mengubah pandangan investor terkait arah kebijakan.

Secara garis besar, kombinasi data yang beragam bisa membuka peluang pemotongan suku bunga di Maret asalkan CPI menunjukkan disinflasi berkelanjutan. Namun realisasi tergantung pada konfirmasi inflasi yang lebih lemah dan dinamika kurs dolar di pasar.

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image