Harga makanan di Selandia Baru turun 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya pada November, tetapi tetap 4,4% lebih tinggi dari November tahun lalu. Perubahan ini menambah tekanan bagi bank sentral untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi.
Beberapa analis menekankan bahwa fokus investor tetap pada komponen inti inflasi. Meskipun harga pangan tertekan, tekanan biaya secara keseluruhan belum menunjukkan pelonggaran signifikan dalam beberapa bulan terakhir, sehingga narasi inflasi tetap berat bagi kebijakan.
Di NZ, hanya sebagian harga dalam keranjang IHK yang dipantau setiap bulannya. Indikator harga inti yang diukur melalui rilis IHK kuartalan juga menjadi acuan bagi gambaran inflasi yang lebih luas. Saat ini inflasi tampak berada di sekitar 3%, mendekati ujung atas kisaran target bank sentral.
Gubernur baru Anna Breman menilai bahwa suku bunga utama bisa tetap tidak berubah jika pertumbuhan ekonomi berjalan sesuai harapan saat ini, meskipun kondisi keuangan saat ini sedikit lebih ketat dibanding tiga minggu lalu.
Dia menegaskan bahwa kondisi keuangan yang lebih ketat memberi bank sentral ruang untuk menilai kemajuan tanpa perlu langkah besar segera.
Pertemuan kebijakan berikutnya dijadwalkan 18 Februari, memberi otoritas moneter waktu untuk menilai data dengan tenang. Banyak analis mempertahankan pandangan bahwa ekonomi bisa melambat sedikit lebih dari proyeksi saat ini, yang mendukung skenario penurunan suku bunga lebih lanjut.
Kebijakan bank sentral yang lebih longgar di masa depan bisa mengarah pada pelemahan NZD, terutama jika ekspektasi penurunan suku bunga nyata dan ekonomi menunjukkan kinerja yang lebih lemah.
Investor juga menilai bagaimana inflasi inti berkembang karena arah kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh data harga inti dan dinamika keuangan.
Dengan ketidakpastian yang masih ada, tidak ada sinyal trading eksplisit dalam laporan ini; fokus analisis tetap pada rilis data berikutnya dan respons pasar terhadap kebijakan RBNZ.