Rupee India berada di jalur melemah menuju level terendah rekor sekitar 90,70 terhadap Dolar AS karena arus keluar modal asing dari pasar ekuitas India terus berlanjut.
Para investor menimbang kemungkinan RBI akan memangkas suku bunga repo sebesar 25 basis poin menjadi 5,25% pada rapat Jumat, seiring tekanan inflasi yang relatif rendah dan dinamika likuiditas domestik yang mendukung pelonggaran kebijakan.
Di kancah global, data ketenagakerjaan AS yang lemah meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga The Fed. Namun, hambatan perdagangan antara India dan AS tetap menjadi faktor pengantar suasana pasar, dengan tarif tinggi AS terhadap India mempengaruhi daya saing produk di pasar global.
USD/INR dibuka sekitar 90,70, dengan EMA 20-hari mendekati 89,40 dan terus naik. Harga tetap berada di atas EMA ini, menunjukkan bias bullish jangka pendek bagi pasangan ini.
RSI berada di sekitar 76, menandakan kondisi jenuh beli dan momentum yang luas, yang bisa mendorong konsolidasi atau kelanjutan tren setelah koreksi singkat.
Resistance terdekat berada di sekitar 91,00. Jika pasangan mempertahankan posisi di atas EMA 20, tren naik diperkirakan tetap terjaga dan potensi rally menuju 91,00 bisa terwujud.
Berdasarkan kombinasi faktor teknikal dan dinamika kebijakan yang relevan, rekomendasi posisi adalah buy USD/INR dengan target ke 91.00 dan stop loss di 90.50.
Rasio risiko-imbalan memenuhi syarat minimal 1:1,5 karena jarak potensi keuntungan sekitar 0,30 poin dari pembukaan 90,70 ke tp 91,00, sedangkan risiko terbatas sekitar 0,20 poin ke 90,50.
Perlu diingat bahwa RSI yang jenuh beli dan ketidakpastian kebijakan moneter global dapat memperbesar volatilitas jangka pendek. Jika harga gagal mempertahankan EMA 20, skenario korektif bisa muncul dan perlu diwaspadai.